Jumat, 12 Oktober 2018

BIOGRAFI SINGKAT AL QURTUBI

BIOGRAFI SINGKAT AL QURTUBI
Oleh : Dr. Taufik, M.Si (Dosen STAI Darunnajah Jakarta)

Penulis tafsir al-Qurtubi bernama Abu ‘Abd Allah Ibn Ahmad Ibn Abu Bakr Ibn farh al-Anshari al-Khazraji Syamsy al-din al-Qurtubi al-Maliki. Beliau dilahirkan di Cordova, Andalusia (Spanyol sekarang). Di sanalah beliau mempelajari Bahasa Arab, Syair, al-Qur’an al-Karim, Fiqh, Nahwu, Qira’at, Balaghah, Ulumul Qur’an dan ilmu-ilmu lainnya. Dan ia juga adalah salah satu pengikut madzhab fikih yaitu Imam Maliki. Metode penafsirannya akan banyak mempengaruhi para mufassir setelahnya dengan mengikuti gaya penafsirannya, seperti halnya Ibn Katsir yang menjadikan kitab al jami’ li ahkamil Qur’an atau tafsir al-Qurtubi sebagai rujukan.

Namun sayangnya para ulama tidak ada yang tahu dengan pasti mengenai kapan ia dilahirkan, oleh siapa ia dibesarkan dan apakah ia seorang anak yatim atau tidak. Namun yang ditulis dalam sejarah bahwa ia dilahirkan dan dibesarkan oleh bapaknya, seorang yang bermata pencaharian bercocok tanam, hidup pada zaman dinasti Muwahidun yang kala itu dipimpin oleh Muhammad bin Yusuf bin Hud (625-635 H).

Dalam kehidupannya sehari-hari beliau mempunyai sifat yang unik yang memang tidak semua orang memilikinya sehingga beliau banyak dikenal akan sikap ketawaduannya, kealimannya, kezuhudannya, berkharisma dan komitmen dalam melakukan amal ibadah untuk dirinya. Seperti yang pernah dikatakan oleh al-Dzahaby  bahwa ia sering terlihat ketika memakai sehelai jubah yang bersih dengan kopiah di atas kepalanya serta seluruh hidupnya digunakan untuk beribadat kepada Allah. Sisa dari waktunya dihabiskan untuk menulis dan mengkaji ilmu agama ”Dia adalah seorang ulama besar yang tawadhu dan lebih mementingkan ilmu pengetahuan terlebih kepada tafsir dan hadits yang menghasilkan karya yang jauh lebih baik pada masanya.”[ Muhammad Husein al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, (Kairo: Dar al-Kutub al-Haditsah, 1976) jld IV, h. 373]

Sejak kecil, ia sudah mempelajari berbagai disiplin ilmu. Diantara ilmu-ilmu yang ia pelajari ialah tentang keagamaan seperti bahasa arab, hadits, syair, dan al-qur’an. Disamping itu pula ia banyak belajar dan mendalami ilmu yang menjadi pendukung ilmu Qur’an yakni dengan belajar nahwu, qira’at,  fikih dan balaghah. Gurunya yang sangat membantunya diantaranya adalah:
1.Ibnu Rawwaj, Imam Al-Muhaddits Abu Muhammad Abdul Wahab bin Rawwaj. Nama aslinya Zhafir bin Ali bin Futuh Al Azdi Al Iskandarani Al-Maliki, wafatnya tahun 648 H.
2. Ibnu Al-Jumaizi, Al-Allamah Baha’uddin Abu Al-Hasan Ali bin Hibatullah bin Salamah Al Mashri Asy-Syafi’I, wafat pada tahun 649 H. Ahli dalam bidang Hadits, Fiqih dan Ilmu Qira’at.
3.Abu Al-Abbas Ahmad bin Umar bin Ibrahim Al-Maliki Al-Qurthubi, wafat pada tahun 656 H. Penulis kitab al-Mufhim fisyarh Shahih Muslim.
4.Al-Hasan Al-Bakari, Al-Hasan bin Muhammad bin Muhammad bin Amaruk At-Taimi An-Nisaburi Ad-Dimsyaqi atau Abu Ali Shadruddin Al-Bakari, wafat pada tahun 656 H.

Setelah ia tumbuh dewasa dan merasa kurang dalam mendalami ilmunya itu, kemudian dia pergi ke Mesir (yang pada waktu itu kekuasaan dipegang oleh Dinasti Ayyubiah) dan ia menetap disana sampai ajal menjemputnya pada malam senin 9 syawal 671 H/1273 M dan makamnya sendiri berada di Elmania, di timur sungai Nil. Berkat pengabdiannya terhadap ilmu agama dan keinginannya dalam memajukan peradaban Islam, para penduduk di sana sangat menghormati jasa beliau sehingga makamnya-pun sering diziarahi oleh banyak orang.

Aktifitasnya dalam mencari ilmu ia jalani dengan serius di bawah bimbingan ulama yang ternama pada saat itu, diantaranya adalah al-Syaikh Abu al-Abbas Ibn ‘Umar al-Qurtubi dan Abu Ali al-Hasan Ibn Muhammad al-Bakri. Beberapa karya penting yang dihasilkan oleh al-Qurtubi adalah al-Jami’ li Ahkam al-Quran, al-Asna fi Syarh Asma Allah al-husna, al-Tazkirah bi Umur al-Akhirah, Syarh al-Taqassi, al-Tizkar fi Afdal al-Azkar, Qamh al-Haris bi al-Zuhd wa al-Qana’ah dan Arjuzah Jumi’a Fiha Asma al-Nabi.[ Ibid.]

(Adm_Staida/Idham)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar