Rabu, 06 Maret 2019

“Santri Darunnajah Cipining adalah santri yang Agamis, Nasionalis dan Pancasilais”

Ungkapan tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Pengasuhan Santri, Ust. Muhlisin Muhtarom, S.H.I. dalam sambutannya pada Pembukaan PIKSA Ke-2 di Auditorium Kampus 3, Rabu pagi 6 Maret 2019.

“Jelang Pilpres 2019 ini di Pesantren Darunnajah Cipining cenderung aman, tidak ada kesenjangan antarpendukung paslon, karena pola pikir santri terus ditempa dengan pemahaman bahwa Darunnajah berdiri di atas dan untuk semua golongan.” Tambah beliau.

Kepada Pak Camat dan beberapa unsur Muspika lainnya, Ust. Muhlisin menegaskan bahwa santri terus ditanamkan dalam jiwa mereka rasa cinta kepada bangsa dan negaranya sebagai implementasi dari ungkapan cinta tanah air sebagian dari iman. Kata santri merupakan bentuk akronim dari kalimat Siap Amankan Negara Tercinta Republik Indonesia. Maka jangan heran, jika pada acara-acara resmi pesantren, selalu dinyanyikan lagu Indonesia Raya.

“Seluruh unsur kegiatan ini mulai dari konsep acara, dekorasi, jenis pentas dan lain sebagainya adalah murni inisiatif santri kelas 5 TMI atau kelas 11 MA. Latar belakangnya adalah sebagaimana qoul ulama bahwa usia muda, dana atau fasilitas dan kekosongan waktu adalah sumber segala kerusakan. Selaras dengan hal tersebut, Abudin Nata (pakar pendidikan) pernah menyatakan bahwa kurikulum yang paling baik adalah kurikulum yang ‘hidup’. Maka, PIKSA ini menjadi salah satu implementasi dari ungkapan tersebut.”

Sebelum mengakhiri sambutannya, beliau berpesan kepada para peserta.

“Lomba bukanlah untuk mengumpulkan piala, melainkan untuk mengasah jiwa.”
(IG Qotada)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar