Setelah mengalami kedukaan, karena dua orang yang amat dicintai dan dihormati telah meninggal dunia, Allah ingin menghibur dan memuliakan Nabi Muahammad SAW, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menjemput Nabi Muhammad untuk menghadap-Nya. Peristiwa ini terjadi setelah sebelas tahun Muhammad menjadi Nabi dan Rasul.
Setelah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril membaringkan Nabi Muahmmad. Dada Nabi Muhammad dibelah, kemudian dikeluarkan semua sifat-sifat buruk dan menggantikannya dengan sifat-sifat baik ke dalam dada Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril menaiki Buraq, yaitu kendaraan yang sangat cepat. Perjalanan mereka pertama yaitu menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Selama perjalanan mereka singgah di lima tempat yaitu:
1. Kota Yastrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawarah
2. Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa ketika dikejar tentara Fir’aun.
3. Thur Sina, yaitu tempat Nabi Musa menerima kitab Taurat.
4. Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa AS
5. Masjidil Al-Aqsa di Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.
1. Kota Yastrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawarah
2. Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa ketika dikejar tentara Fir’aun.
3. Thur Sina, yaitu tempat Nabi Musa menerima kitab Taurat.
4. Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa AS
5. Masjidil Al-Aqsa di Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.
Pada tiap persinggahan, Nabi Muhammad selalu melakukan Shalat sebanyak dua rakaat. Sesampainya di Masjidil Al-Aqsa, Nabi Muhammad disuguhi dua buah gelas yang masing-masing berisi susu dan arak.
Nabi Muhammad mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat padanya karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan ummatnya.
Setelah menjadi Imam, Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT bersama Malaikat Jibril.
Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril singgah ditujuh lapis langit yaitu:
1. Langit pertama bertemu dengan Nabi Adam As
2. Langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan nabi Ishaq AS
3. Langit ketiga bertemu dengan nabi Yusuf As
4. langit keempat bertemu dengan nabi Idris As
5. Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun As
6. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa As
7. Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim As
Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril singgah ditujuh lapis langit yaitu:
1. Langit pertama bertemu dengan Nabi Adam As
2. Langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan nabi Ishaq AS
3. Langit ketiga bertemu dengan nabi Yusuf As
4. langit keempat bertemu dengan nabi Idris As
5. Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun As
6. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa As
7. Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim As
Setelah melewati ketujuh lapis langit tersebut Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur, tempat Malaikat malaksanakan Thawaf. Kemudian Nabi Muhammad naik menuju Sidratul Muntaha dan dalam perjalanan ini malaikat Jibril tidak ikut serta.
Kemudian Rasulullah bertemu dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat sebanyak lima puluh waktu.
Ketika hendak turun Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa As, dan beliau bercerita tentang perintah shalat yang diterimanya, dari Allah SWT. Mendengar cerita tersebut Nabi Musa menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah kembali guna meminta keterangan. Nabi Muhammad SAW berulangkali menghadap Allah untuk memberikan keringanan, akhirnya Allah memberikan keringanan perintah Shalat kepada Nabi Muhammad menjadi 5 waktu untuk setiap harinya.
Allah menjanjikan pahala yang sama bagi umat Nabi Muhammad seperti melaksanakan Shalat sebanyak 50 waktu setelah peristiwa itu Nabi Muhammad dikembalikan ke Makkah. Pagi harinya Nabi Muhammad SAW berniat menceritakan tersebut kepada kaum Quraisy. Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Jahal dan meminta Abu Jahal untuk mengumpulkan kaum Quraisy. Kesempatan itu tidak disia-siakan untuk menyakinkan kaum Quraisy tentang kebohongan Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menyeru kaum Quraisy untuk berkumpul.
Setelah kaum Quraisy berkumpul Nabi Muhammad menceritakan segala kejadian yang dialaminya dalam Isra’ Mi’raj. Ceramah Nabi Muhammad tersebut disambut dengan ejekan dan cemoohan, serta Abu Jahal menghasut kaum Quraisy untuk tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan kebohongan. Kemudian mereka menemui Abu Bakar dan menceritakan apa yang mereka dengar Nabi Muhammad. Mereka bertanya kepada Abu Bakar “Apakah Abu Bakar mempercayainya?” dengan tegas Abu Bakar menyatakan “ bahwa dia menyakini apa yang telah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW”. Kemudian Nabi Muhammad memberikan Gelar Assidik kepada Abu Bakar hingga menjadi Abu Bakar Assidiq.
TANTANGAN MASYARAKAT MAKKAH
Nabi Muhammad dalam menerima wahyu dan mengalami suatu peristiwa tidak pernah dirahasiakannya, begitu pula peristiwa Isra Mi’raj. Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad dalam waktu yang singkat telah tersiar keseluruh kota Makkah, ejekan dan cemoohan sering diterima Nabi Muhammad mengenai peristiwa yang dialaminya.
Sewaktu Nabi Muhammad duduk di Masjidil Haram dan bertemu dengna Abu Jahal, Abu Jahal duduk di samping Nabi Muhammad SAW, serta berkata dengan dada mengejek “apa kabar pagi ini Muhammad ? Adakah sesuatu yang engkau anggap penting yang engkau terima dari Tuhanmu ?, “Nabi Muhammad menjawab “Ya tadi malam aku telah di israkan” Abu Jahal bertanya “Kemana” Nabi menjawab “ke Baitul Maqdis”. Kata Abu Jahal “kemudian pagi ini engkau telah ada disini?” Nabi Muhammad : “ya”. Mendengar jawaban itu, Abu Jahal tertawa dan mengejek serta berkata, beranikah engkau menceritakan perkataanmu itu kepada penduduk Makkah ? saya akan mengumpulkan mereka di sini, lalu sampaikan perkataanmu itu kepada mereka ! Nabi menjawab “baiklah saya akan menerangkan kepada mereka peristiwa ini”.
Setelah penduduk Makkah berkumpul di Masidil Haram, kemudian Nabi menceritakan peristiwa Isra Mi’raj itu dari awal sampai akhir, tidak ada sedikitpun yang terlewat, kejadian ini menyebabkan mereka yang sudah masuk Islam, berbalik menjadi murtad. Tetapi bagi umat Islam yang kuat imannya tetap tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu sebab mereka telah yakin tentang kebenaran Nabi Muhammad. Lain halnya dengan Abu Bakar, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang alin. Setelah didatangi oleh orang-orang yang masih sangsi dengan peristiwa Isra dan Mi’raj ia mendatangi Nabi Muhammad SAW dan meminta penjelasannya kepadanya peristiwa yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW langsung diterimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad memanggilnya dengan sebutan Ashiddiq.
TAMSIL ISRA MI’RAJ
1. Tamsil dalam Isra
– Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus-menerus, beliau bertanya kepada Jibril: “siapakah Mereka itu?”.
Jibril menjawab : “mereka itu ibaratmu yang gemar memetik pahalanya dari Allah SWT”.
– Melihat orang yang terus-menerus memukul kepalanya Nabi Muhammad bertanya: “siapakan mereka itu ya Jibril?”
Dijawabnya: “mereka itu ibarat umatmu yang enggan bershalat, yang kelak sangat menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus-menerus sekalipun terasa sakit olehnya”.
– Melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya, Nabi bertanya: “apakah itu ya Jibril?” dijawabnya: “itu kuburan Siti Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa dengan digodok oleh raja Fir’aun, karena ia mempertahankan imannya kepada Allah SWT, sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala.”
– Melihat orang yang dihadapannya ada dua macam hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahapnya memilih makanan busuk. Nabi bertanya: “ya Jibril siapakah mereka itu ?” Jibril menjawab: “Ya Rasulullah, itu ibarat ummatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal yang baik dan berpahala”.
2. Tamsil Dalam Mi’raj
– Nabi Muhammad SAW melihat orang yang gagah perkasa, orang itu menengok dan melihat ke kirinya merasa sedih dan menangis tersedu-sedu, tetapi bila menengok dan melihat kekanannya dia berseri-seri gembira dan tersenyum-senyum. Nabi bertanya: “Siapakah orang itu yan Jibril ?” jawab Jibril: “Ya Rasulullah, dia itu bapakmu yang pertama yaitu Nabi adam As. Bila beliau melihat ke kiri sedih, karena melihat anak-cucunya di dunia berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila menengok ke kanan merasa gembira, karena melihat anak-cucunya didunia yang berbuat baik dan beramal Shaleh”.
HIKMAH ISRA MI’RAJ
Isra Mi’raj mempunyai hikmah diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Menghilangkan perasaan sedih dan gundah dalam diri Nabi Muhammad SAW yang disebabkan oleh meninggalnya pembelanya yang utama yaitu, pamanya Abu Thalib dan Istrinya Khadijah. Allah SWT ingin menyakinkan utusanNya itu bahwa kebenaran dan keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat dikalahkan oleh apapun dan siapapun.
2. Allah hendak memperlihatkan kemaha Kuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW agar ia tetap yakin, bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam menghadapi musuh-musuh yang menghalangi dan membendung penyiaran agama Islam.
3. Allah mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dengan para Nabi dan Rasul terdahulu, agar dapat menambah semangat dan keyakinannya.
4. Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas-bekas kejayaan bangsa-bangsa terdahulu yang hansur luluh karena kedurhakaan kepada Allah dan RasulNya.
5. Menguji para pengikut Nabi, apakah mereka itu akan tetap beriman kepada agama yang selama ini sudah dianutnya, sekalipun akal dan pikiran mereka belum dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.
6. Nabi Muhammad SAW dapat bertemu dengan hadirat Allah SWT
7. Allah menyampaikan perintah melakukan shalat kepada Nabi dan Umatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar