Awalnya hanya ingin mencari suasana baru, karena lelah dengan kehidupan zaman now. Memilih masuk pesantren untuk memperbaiki ahlak, mengembangkan pengetahuan agama dan agar lebih dekat dengan Sang Maha Kuasa, Allah SWT.
Aku pergi berkelana hingga menyebrangi samudra demi menemukan tempat yang terbaik. Menemukan banyak pengalaman baru saat aku berkunjungan ke berbagai pesanten.
Hingga pada akhirnya aku menemukan Pesantren Darunnajah 2 Cipining, tepatnya di daerah Bogor. Awal berkunjung kepesantren ini, aku melihat ada tulisan besar yang dipasang. Seperti ini kalimatnya, “Ke Darunnajah Apa Yang Kau Cari?” Sekejap aku penasaran lalu berfikir dalam hati, apa yang ku cari disini?
Setelah berkunjungan ke berbagai pesantren di Indonesia. Baru kali ini aku menemukan pesantren yang indah, sejuk, luas, dan nyaman deh pokoknya. Sampai ada kakak eklas yang sempat mengantarkan ku untuk keliling asrama, dan dia bilang. “Sekolah boleh ditengah hutan, tapi prestasi mendunia!”. Kalimat singkat yang penuh makna.
Saat aku mendaftar aku tidak menyadari bahwa aku akan sekolah tingkat MA selama 4 tahun, karena aku harus masuk kelas intensive. Tujuannya adalah untuk pendalaman bahasa. Karena sebelumnya aku sangat buta akan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sedangkan keseharian si pesantren ini harus berbahasa resmi, yaitu Bahasa Arab dan Inggris.
Tapi, setelah aku mengetahuinya tak ada penolakan dalam otakku, ketika harus intensive dulu satu tahun. 15 Juli 2017 adalah awal dari kehidupanku di Pesantren. Bertemu dengan teman baru dari luar jawa. Lucu, karena bahasa dan logat yang mereka gunakan saat pertama kali bertemu sangat beraneka ragam dan sulit untuk diubah. Mereka berasal dari berbagai macam daerah dan suku.
Kesan pertama menjalani kehidupan pondok adalah berat. Tapi seiring berjalannya waktu akupun terbiasa. Walaupun terkadang aku dan teman-temanku merasa kesal dengan peraturan.
Waktu terus berjalan hingga aku merasa nyaman dengan hobi ku saat ini, Kalian tau apa hobi ku?
Hobiku adalah menulis banyak cerita menarik, menggambar, dan berkunjung ke perpustakaan yang menyediakan bertaus-ratus buku, itulah sumber ilmu pengetahuan kita. Dengan membaca kita bisa menambah wawasan sekaligus menjawab pertanyaan diri sendiri maupun teman-teman yang selalu ingin tau dengan informasi terbaru.
Doakan ya teman-teman, dimasa depan yang akan datang aku ingin sekali menjadi Jaksa. Jadi, buku yang sering aku baca adalah yang berisikan tentang penjelasan hukum.
Selain itu, banyak buku tentang motivasi yang bisa menambah semangatku untuk terus balajar dan mencoba hal baru.
Sekarang aku faham, mengapa aku bisa berada dipenjara suci yaitu Pondok Pesantren. Pesantren itu bagaikan batu pinjakan pertamaku untuk melompat jauh memulai perjuangan hidup, khususunya didunia hukum.
Ku pelajari semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Menilai sesuatu tidak hanya dari rupanya. Mengenal masing-masing kepribadian temanku, memberikan solusi untuk sebagian orang, memperlajari situasi, dan keadaan, serta mencari cara untuk memecahkan masalah.
Kalian tau apa yang kutemui dengan kebiasaanku itu? Ternyata, masalah yang aku miliki untuk mempertahankan diri dipesantren, tidak sebanding dengan masalah yang dimiliki oleh salah seorang temanku. Itu yang membuatku sadar untuk terus berfikir dewasa dan mandiri.
Bersama teman, kami bisa saling memotivasi untuk terus belajar menjadi pribadi yang kuat. Mejadi anak satu-satunya yang bisa merasakan pendidikan pesantren. Dengan prestasiku, aku bertekad untuk membuat keluargaku bangga dan bahagia dunia akhirat. Menjadi jalan untuk menuju surga_Nya kelak.
Teman-teman, aku bingung harus menuliskan kisah yang mana lagi, karena terlalu banyak pengalaman yang ingin aku bagikan untuk kalian. Tapi semua kehidupan pesantren sangat seru, menyenangkan, penuh tantangan, dan kebahagianan.
Jadi, apakah kalian sudah siap menjadi santri sepertiku? Kalian sudah tau apa arti kata SANTRI?
Siap Amankan Negara Tercinta Republik Indonesia. Tunggu karyaku selanjutnya ya. (WARDAN/Maharani Syarifa Kelas Intensive & Mbafer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar