Selasa, 18 Desember 2018

Ratusan Anggota Pramuka SD Islam Darunnajah Ikuti Jelajah Alam Di Serang

Bunyi sirine truk tronton TNI yang membawa peserta Perkemahan Jum’at-Sabtu (PERJUMSA) meraung-raung membelah kemacetan jalanan Ciledug. Antrian kendaraan mulai menepi memberikan jalan bagi truk tronnton agar melaju dengan lancar menuju bumi perkemahan yang jaraknya hampir mencapai 100 km di Provinsi Banten.

Gerimis yang membasahi jalanan memberikan rasa sejuk siswa-siswi SDI Darunnajah yang duduk di bangku tronton dengan pakaian lengkap pramuka. Nyanyian dan canda para perserta mengiringi sepanjang perjalanan yang memakan waktu hampir 2 jam. Tak terasa gerbang bertuliskan selamat datang di Provinsi Banten sudah terlewati, pemandangan pun berganti dengan rimbunnya pepohonan di kanan kiri jalan ketika kendaraan memasuki jalan Pabuaran.

Tenda pramuka berwarna biru berjejer rapi menyambut kedatangan para peserta Perjumsa dengan bentangan tali rafia membentuk pagar kokok. Alhamdulillah kita telah sampai ke bumi perkemahan ucapku saat memasuki lokasi, segera kami menuju ke tenda yang sudah tertulis nama-nama regu, untuk tenda putri berada di sebelah barat sedangkan untuk putra berada di sebelah utara.

Saat upacara pembukaan yang dipimpin langsung oleh Kak Nur Amalia, beliau menyampaikan kepada seluruh peserta perjumsa untuk menjaga kesehatan dan menjaga barang-barang pribadi yang dibawa. Selalu perhatikan apa yang diucapkan dan diintrusikan oleh para kakak Pembina, jaga kekompakan, jaga kebersihan dan kerapihan tenda karena semuanya akan dinilai.

Setelah upacara pembukaan kami melaksanakan shalat Ashar berjamaah di tengah-tengah bumi perkemahan dengan imam kak Yudhi Iswara. Tengadahan tangan mengiringi doa yang kami panjatkan demi kelancaran, keselamatan dan kesehatan selama kegiatan perjumsa. Semoga dengan kehusyu’an doa kami memberi kekuatan dan keberkahan dalam kegiatan ini.

Api unggun telah menyala di tengah lapangan dengan jilatan lidah api yang meninggi, udara terasa hangat dan sekitar lapangan menjadi terang. Suasana terang dimanfaat dengan baik oleh para peserta perjumsa untuk mengadakan pertunjukan. Dipandu oleh pembawa acara tiap-tiap regu mendapatkan giliran untuk menampilkan atrasinya di depan para peserta, ada yang menampilkan drama, yel-yel, tarian dan ada juga yang menampilkan dance. Semuanya berkontribusi dalam meramaikan dan menyemarakan malam api unggun dengan kreatifitasnya masing-masing.

Salah satu pertunjukan yang menarik adalah kolaborasi antara kakak Pembina dan beberapa peserta Perjumsa membawakan sebuah dance dengan iringan music hip-hop. Gerakan yang dinamis dan kompak membuat penonton bertepuk tangan mengapresiasi penampilan tersebut. Dengan mulai redupnya cahaya api  berakhir pula rangkaian kegiatan malam api unggun dengan doa penutup pada akhir acara yang dipimpin pembawa acara.

Cahaya matahari mulai menerobos celah dedaunan ketika kami menyusuri jalanan pinggir sawah yang mulai mengering, semerbak aroma rumput yang terkena sinar matahari tercium hidung menambah khas suasana pedesaan. Sisa-sisa titik embun yang menempel di rumput membuat kaki ini beberapa kali terpeleset karena basah, untungnya tongkat yang kami bawa dapat membantu keseimbangan tubuh agar tidak  jatuh.

Ada empat pos yang harus kami lewati dalam kegiatan wide game kali ini, diantaranya adalah pos semaphore, pos tali temali, pos halang rintang, dan yang terakhir adalah pos lintas alam. Diantara empat pos itu aku akan menceritakan dua pos yang menurutkan sangat menantang yaitu pos halang rintang dan pos lintas alam, karena menurutku dua pos itulah yang benar-benar menguras tenaga dan adrenalin.

Pada pos halang rintang aku berama teman-teman harus melewati jalan di tengah perkebunan warga yang masih banyak pepohonan tinggi dengan kondisi tanah yang cukup lembab sehingga terasa becek dan licin. Beberapa kali aku jatuh terduduk yang membuat gelak tawa teman-teman yang melihatku, walaupun terasa cape dan menguras tenaga perjalanan halang rintang ini cukup menyenangkan.

Suara serangga dan cuitan burung-burung kecil menemani perjalanan kami, tibalah kami di sebuah tegalan yang ditanami singkong. Daun singkong yang biasanya aku lihat di masakan padang, kini aku melihat secara langsung dari pohonnya dengan tangkai-tangkai kecil penyangga daun yang menyerupai jari-jari manusia. Turunan yang cukup curam sekitar 5 meter dengan kondisi basah harus aku lewati dengan hati-hati, bila tidak hati-hati aku bisa terpeleset dan jatuh ke kali kecil di bawahnya. Susah payah aku lewati dan alhamdulillah semua teman-teman anggota regu berhasil melewati satu rintangan ini.

Pos lintas alam sudah berada di depan mata, kakak Pembina sudah menunggu di ujung jalan yang akan memberian intruksi selanjutnya. Ternyata kami disuruh ke kali dengan cara jalan berjongkok  meleati bebatuan yang berwarna hitam, cukup dingin ternyata airnya. Sekitar 20 meter lebih jarak yang harus kami lewati dengan cara jalan sambil jongkok, dan tepat di ujung batu yang besar kami semua naik ke daratan.

Trek selanjutnya yang harus kami lewati lebih menantang, kami harus berjalan di pematang sawah yang lebarnya hanya sekitar 50 cm dengan kondisi basah. Keseimbangan dan kekompakan tim menjadi kuci keberhasilan untuk melewati tantangan ini dengan selamat sampai ujung jalan. Terlihat berberapa anak terpeleset hingga separoh kakinya masuk ke lumpur, seperti yang terjadi dengan salah satu teman kami yang hampir seluruh kakinya masuk lumpur. Susah payah diangkat kakinya sambil bersender ke pematang sawah, namun setelah kaki berhasil diangkat ternyata sepatunya tertinggal di dalam.

Setelah sekitar lima menit berjibaku mengambil sepatu dalam lumpur, akhirnya sepatunya dapat terselamatkan. Dengan kondisi badan yang penuh dengan lumpur kami lanjutkan perjalanan menuju ke pos selanjutnya yang tinggal beberapa puluh meter lagi. Namun karena kondisi kaki dan badan yang penuh lumpur membuat kaki terasa berat dan berulang kali beberapa jatuh terpeleset.

Tibalah aku dan teman-teman  di pos lintas alam yang di jaga oleh kak Bahrul, Kak Toni dll di kali, kami semua disuruh turun ke sungai dan berendam untuk membersihkan lumpur yang menempel di badan. Air yang tadinya bening setelah kami masuk semuanya berubah menjadi keruh kecokelatan dan setelah dirasa bersih kami diintruksikan untuk merangkak dalam air dengan hanya kepala yang di atas air dengan panjang lintasan sekitar 15 meter.

Di lintasan alam ini sekitar 20an menit kami menerima tantangan dari para kakak Pembina, selanjutnya kami menuju bumi perkemahan mewati rute lainnya. Alhamdulillah setelah sekitar 5 jam melaksanakan wide game akhirnya selesai juga dengan perasaan puas dan bangga karena sudah berhasil menaklukan tantangan yang diberikan oleh para kakak Pembina./awaludin ahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar