Senin, 11 Desember 2017

Mengintip Semangat Juang Santri Era Penjajahan

Hasil gambar untuk santri zaman penjajahan

Seperti halnya pasukan di medan perang santri pada zaman penjajahan menjadi tombak utama bagi penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan islam di masa penjajahan, mereka sangat antusias dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat dari penjajahan belanda untuk menjadikan rakyat pribumi bebas akan jajahan yang sudah berabad-abad mereka rasakan derita dan kematian yang mengintai dimana saja mereka berada sehinga mereka selalu waspada dengan apapun yang mereka lakukan dan dimanapun mereka berada. Santri-santri zaman dulu juga mereka rela dan ikhlas untuk mati hanya untuk sebuah kebebasan dan kemerdekaan rakyat dan mereka juga ingin menemui ajal mereka dijalan allah yaitu mati dengan syahid. Begitu indahnya apa yang mereka dambakan denagan mati  dijalan allah, syurga menanti mereka dan kenikmatan-kenikmatan akan mereka rasakan disyurga sesuai dengan janji allah

وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ

Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. (QS: Muhammad: 4)

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS: Ali imran: 169)

Dan rasulullah S.A.W bersabda

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِيقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang mati karena penyakit kusta, orang yang mati karena sakit perut, orang yang mati kerena tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang terbunuh di jalan Allah.” (HR: Bukhari 615)

 

Semangat juang dan rela mati mereka membuat rakyat Indonesia kini bisa merasakan nikmatnya kebebasan dan kemerdekaan yang sesuai dengan keinginan santri-santri dan orang-orang terdahulu yang senatiasa merencanakan hal apa yang harus mereka lakukan dan strategi apa yang harus mereka rancang untuk membebaskan rakyat dari penjajahan.

Berbeda dengan santri sekerang, kini mereka hanya focus untuk belajar dan terus belajar untuk mempertahankan kemerdekaan negeri ini dari berbagai ancaman penjajahan yang datang dari sisi mana saja, baik dari sisi ekonomi, teknologi, dan dari berbagai macam bentuk penjajahan lainya yang bersifat transparan atau tidak disadari oleh masyarakat bahwa kehadiran berbagai aspek dari luar negeri itu membuat negeri kita dijajah dengan cara halus atau kasat mata. Oleh karena itu kita sebagai santri yang sudah merasakan kenikmatan yang sungguh tidak terkira berkat usaha dan perjuangan orang-orang terdahulu dan juga peran santri sebagai ujung tombak perjuangan negeri dari penjajahan, kini bagaimana usaha dan perjuangan kita sebagai santri yang terbebas dari penjajahan untuk menghadapi problem yang nantinya akan menghadang dan menghampiri dimasa yang tak lama lagi datang, tentunya solusi untuk kita sebagai santri harus terus belajar agar tak tertinggal oleh pemuda-pemuda luar sana yang kini sudah banyak berkarya dengan penemuan-penemuanya yang sangat berpengaruh bagi masyarakat dunia.

Negeri ini juga membutuhkan pemimpin yang adil dan pemimpin yang berjiwa kesatria yang tak hanya bisa menarik perhatian masyarakat dengan cara memberikan materi untuk memperoleh simpati masyarakat tapi mereka tidak dapat membuat rakyatnya sejahtera dan makmur. Negeri ini membutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengerti masyarakat akan perekonomian mereka dan mampu mengatasi kemiskinan menjadi kesejahteraan bagi semua rakyat, tentunya sosok pemimpin seperti ini adalah sosok pemimpin yang beriman , cerdas, bertanggung jawab, dan displin seperti apa yang diajarkan oleh pesantren kepada santrinya agar mereka menjadi pemimpin yang adil bagi masyarakatnya dengan cara pembinaan dan pendidikan yang dibuat sedemikian rupa sehingga melatih para santri agar dapat menjadi pemimpin untuk mengatasi masalah atau problem atas amanah yang mereka tanggung sehingga ini nantinya akan menjadi pembiasaan bagi santri ketika mereka nanti menjadi pemimpin bisa mengatasi problem yang ada atas apa yang ia pimpin.

Untuk itu kita sebagai santri harus terus belajar dan terus belajar dengan kaafah atau keseluruhan agar bisa menjadi pemimpin negeri ini nantinya yang dapat mengemban amanah dengan baik dan mampu memberi gebrakan untuk dunia dengan daya saing ekonomi, teknologi, politik, dan dalam aspek lainya sehingga menjadikan negeri ini menjadi negeri yang maju dan bertengger di atas menjadi negeri yang paling berpengaruh di dunia dengan sumber daya alamnya yang melimpah dan dengan tempat wisata terbaik yang berjejer dari sabang sampai merauke, dan juga dengan keramahan hangat dari masyrakat yan sudah dikenal dari dulu oleh orang-orang luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar