Kamis, 28 Desember 2017

Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!

Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.

Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.

Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah

Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:

1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong)
Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.

2. Tidak Israf dan Tabdzir
Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’.
Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)

Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)

3. Harus mengeluarkan nafkah wajib
Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)

Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.

4. Mengeluarkan zakatnya
Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.

Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)

5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat
Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.

Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?

Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)

Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.

Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

(red/Aa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar