Tampilkan postingan dengan label 2018 at 04:23PM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2018 at 04:23PM. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Oktober 2018

Santri Darunnajah Mengikuti Turki Campus

Sebanyak 20 santriwati kelas 6 Darunnajah, dan 1 pendamping dari DIRO, melaksanakan Turki Campus dari tgl 3 – 12 Oktober 2018.

Dalam kunjungan ini, rombongan akan diterima secara resmi oleh beberapa kampus, seperti Marmara University di Istanbul, Istanbul Sabahattin Zaim University, Erciyes University dan KBRI Ankara.

Dengan persiapan sekitar satu bulan untuk kegiatan ini, Alhamdulillah rombongan tiba dengan selamat di Istanbul pada jam 12.10 waktu setempat, tgl 4 Oktober 2018, setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 15 jam dengan menggunakan pesawat Qatar Air, dengan transit di Doha, Qatar selama 2 jam.

Kunjungan hari pertama adalah ; tadabbur alam di Selat Bosphorus dengan menaiki Bosphorus Cruise, Istana Dolmabahce, mengunjungi Istanbul University dan terakhir ke Grand

kegiatan ini diperuntukan agar Santri Darunnajah memiliki wawasan mengenai negeri turki  terlebih lagi bagi Santri yang akan melanjutkan studinya kenegara tersebut, juga menambah pengalaman seperti apa kebiasaan, cuaca di negeri Turki ini.

Jumat, 14 September 2018

Land Grant School, Inilah Gagasan Besar KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc

Land Grant School, Inilah Gagasan Besar KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc.

Selasa pagi, 1 Muharram 1440 H bertepatan dengan 11 September 2018 M seluruh santri, dewan guru, pengurus pesantren dan pimpinan pesantren menggelar Apel Pemberangkatan Jelajah Tanah Wakaf.

Adalah KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc selaku Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor menyampaikan sambutan dan arahan dalam kesempatan nan penuh kesemangatan dan spirit perjuangan.

Kiai mengawali penyampaiannya dengan ajakan agar semua pihak berniat kuat untuk lebih baik dalam segala sisi dan dimensi pada tahun ini.

Alumni Gontor dan Ummul Qura Makkah tersebut menegaskan bahwa apa-apa yang kita alami saat ini merupakan buah dari perbuatan dan upaya di masa sebelumnya.

Beberapa contoh penjelas Kiai ungkapkan, antara lain: santri yang sampai saat ini masih betah dan berada di pesantren tentu dikarenakan pada tahun sebelumnya sudah berbuat baik (taat disiplin, rajin belajar, semangat beribadah dan sebagainya), sekiranya tahun sebelumnya banyak melanggar disiplin, malas belajar dan tidak mau berdo’a kepada Allah SWT maka sangat mungkin sekarang sudah dikeluarkan dan atau keluar dari pesantren karena malu tidak naik kelas atau poin pelanggaran sudah melebihi batas.

Juga, pencapaian luas tanah wakaf pesantren yang kini sudah lebih dari 100 ha tentu bukan datang serta-merta tanpa usaha dan upaya.

Oleh karenanya Kiai berharap dengan para santri dan guru keliling (sebagian) tanah wakaf akan menjadi inspirasi dan motivasi perjuangan mereka.

Kiai berkata:” Tanah wakaf ini bukan punya ustadz Jamhari, ustadz Jamhari hanya numpang hidup di sini, ini tanah juga punya santri, punya umat. Maka silahkan nanti sambil keliling tanyakan kepada diri masing-masing ماذا أعمل بهذا الأرض! “.

Kiai juga berharap, ketika para peserta keliling Tanah Wakaf berhenti di satu titik supaya berdo’a sehingga ‘Setiap Jengkal Tanah Wakaf Ini Tidak Tumbuh Ilalang, Namun Tumbuh Orang-Orang’.

Pada tahap inilah Kiai kembali menyampaikan Gagasan Besar dan Ide Brilian terkait Land Grant School yaitu jika tanah wakaf yang luas ini dapat didayagunakan sehingga menghasilkan dana yang besar maka semua santri/mahasantri yang belajar di pesantren ini akan digratiskan. Sementara ini dari total peserta didik yang mencapai lebih dari 2.000 santri/mahasantri pesantren baru bisa menggratiskan sebagian (sekira 20 %) santri/mahasantri via program beasiswa Kader Ashabunnajah dan santri beasiswa Tahfidh Al Qur’an.

Gagasan Besar itu sangat perlu diapresiasi dan diupayakan terwujud dengan berbagai upaya dan kerjasama tentunya.

Tidak kurang dari seorang delegasi Al Azhar Mesir, Syekh Ahmad Ishaam Abdul Jayyid At Tamadiy yang sedang bertugas di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor dan ikut hadir dalam Apel tersebut menyampaikan testimoninya dalam Bahasa Arab sebelum membaca do’a: Apa yang disampaikan Pimpinan Pesantren adalah layaknya panggilan dan peringatan untuk kalian wahai para santri. Saya memang hanya sedikit memahaminya tetapi saya memahami dengan hati bukan dengan akal!”.

Dirangkai oleh Muhlisin Ibnu Muhtarom